Zulkifli (bahasa Arab: ذو الكفل, Dhū'l-Kifl) (sekitar 1500-1425 SM) adalah salah satu nabi dalam ajaran Islam yang diutus kepada kaum Amoria di Damaskus. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1460 SM dan diutus untuk mengajarkan tauhid kepada kaumnya yang menyembah berhala supaya menyembah Tuhan Yang Maha Esa, taat beribadah, dan membayar zakat. Ia memiliki 2 orang anak dan meninggal ketika berusia 95 tahun di Damaskus Syiria. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Qur'an.
Nama Zulkifli ia dapat ketika pada suatu hari, Raja mengumpulkan
rakyatnya dan bertanya, "Siapakah yang sanggup berlaku sabar, jika siang
berpuasa dan jika malam beribadah?" Tak ada seorang pun yang berani menyatakan kesanggupannya. Menurut Mufassirin, akhirnya seorang anak muda yang bernama asli Basyar
mengacungkan tangan dan berkata ia sanggup melakukan itu. Sejak saat
itulah ia dipanggil dengan julukan Zulkifli yang artinya 'Sanggup'.
Riwayat Zulkifli sedikit sekali disebutkan dalam Al-Qur'an. Ia adalah putra Nabi Ayyub as. yang lolos dari reruntuhan rumah Nabi Ayyub as. yang menewaskan semua anak Nabi Ayyub as. Zulkifli adalah orang yang taat beribadah. Ia melakukan shalat seratus kali dalam sehari.
Beliau selalu menghadapi segala urusan dengan sabar dan selalu menepati
janji yang diberikan oleh raja pendahulunya yang menyerahkan
kerajaannya. Beliau juga berpegang teguh atas janjinya dan kesanggupannya untuk
besabar. Pada usianya yang ke 75 tahun, nabi Duzlkifli as. meninggal dunia.
Menjadi Raja
Suatu ketika, raja di negeri Rom saat itu, Nabi Ilyasa sudah semakin tua. Karena tak memiliki calon pengganti, raja mengadakan sayembara kepada kaum Rom, bahwa siapapun yang berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak melakukan marah, ia akan diangkat menjadi raja.
Hal ini terdapat dalam riwayat Ibnu Jarir :
“ | Apabila Al-Yasa as. (Nabi Ilyasa) menjadi tua, dan ingin memberikan tugas untuk memimpin bani Israil kepada orang yang sesuai. Baginda mengumumkan: Hanya orang tersebut akan dipertimbangkan untuk menggantikan baginda dan yang berpuasa pada siang hari, mengingat Allah pada malam hari dan menahan diri daripada sifat marah. Salah seorang dari mereka (Basyar) berdiri dan berkata: Aku akan patuh kepada syarat-syarat tersebut. Baginda mengulangi syarat-syarat itu semula sebanyak tiga kali dan lelaki yang sama berjanji dengan bersungguh-sungguh akan memenuhi syarat-syarat tersebut. Maka dia dilantik untuk membawa tugas tersebut. | ” |
Dari kutipan riwayat diatas, Basyar menyanggupi semua persyaratan
yang diberikan raja kepadanya. Ia pun dinobatkan menjadi raja. Pada masa
kepemimpinannya, ia berjanji kepada rakyatnya untuk menjadi hakim yang adil
dalam menyelesaikan perkara. Karena keadilan beliau, maka ia disebut
sebagai Zulkifli pada masa itu.
Setelah basyar diangkat menjadi raja, ia mengatur waktunya sedemikian
rupa tertipnya, ia membagi waktu untuk mengurus kerajaan, untuk melayani
umat dan sebagian waktunya untuk istirahat tidur. Sedangkan siang hari
ia berpuasa dan pada malam hari sebagian untuk beribadah kepada Allah swt.
Gangguan Setan
Setelah beberapa lama menjadi raja, beliau memenuhi segala janjinya,
sehingga Allah memberinya ujian kepadanya dengan setan yang berkeinginan
untuk menggoyahkan imannya. Suatu ketika, setan menjelma sebagai musafir berwujud seorang lelaki tua. Keinginannya
adalah membuat marah Zulkifli. Ia memaksa penjaga untuk dapat masuk
istana dan menemui Zulkifli pada larut malam. Lelaki tua itu diizinkan
masuk oleh penjaga istana. Dalam pertemuan tersebut, setan mengadu
kepada Zulkifli tentang kekejaman orang lain terhadap dirinya. Namun
Zulkifli menyuruhnya untuk datang besok malam ketika kedua belah pihak
sudah merasa siap untuk bertemu. Namun musafir tersebut mengingkarinya
dan malah datang pagi hari.
Keesokan harinya, musafir tersebut datang dan mengadu seperti pada
malam sebelumnya. Maka Zulkifli menyuruhnya untuk datang pada malam hari
saja. Lelaki itu berjanji dengan bersungguh-sungguh pada Zulkifli untuk
datang pada malam hari. Namun ia mengingkarinya. Pada hari yang ketiga, musafir itu datang lagi. Pada kali ini, tidak
ada tanggapan dari Zulkifli. Maka setan itu tersebut menyelinap menembus
pintu dan menunjukkan dirinya kepada Zulkifli. Zulkifli sangat terkejut
melihat jelmaan setan tersebut. Lalu dia pun mengetahui bahwa musafir
itu adalah setan yang mencoba membuatnya marah namun setan itu gagal.
Karena keberhasilan Zulkifli menahan amarah, maka oleh Allah ia diangkat
sebagai seorang nabi.
Kaum Rom
Nabi Zulkifli diutus oleh Allah kepada kaum Rom agar
selalu mengingat satu Tuhan dan tidak menyembah berhala. Suatu ketika
terjadi pemberontakan di negerinya oleh orang-orang yang
durhaka kepada Allah dan terjadilah perang. Lalu raja Dzulkifli
memerintahkan para tentara dan seluruh rakyatnya untuk meju ke medan
pertempuran yang sedang terjadi, namun rakyatnya tak bernyali untuk
berperang, mereka takut gugur di medan perang.
“Kenapa kalian takut perang?” tanya Dulkifli. “Kami berani berperang, Paduka. Tapi, paduka harus menjamin kami untuk tidak mati di medan perang,” jawab mereka. Mendengar
jawaban naif dari rakyatnya, nabi Dzulkifli tidak marah, hanya
tersenyum. Beberapa saat kemudian nabi Dzulkifli berdoa kepada Allah SWT, ”ya Allah, saya telah menyampaikan risalah-Mu kepada mereka,
menyuruh mereka berperang, namun mereka enggan akan
perintah-Mu, mereka mempunyai permintaan yang lain.”
Kemudian
turunlah wahyu kepada Nabi Dulzkifli as.: ”Ya Dzulkifli, Aku telah
mengetahui akan permintaan mereka dan Aku mendengar doamu dan semua
akan Aku kabulkan.” Maka berkat
perlindungan Allah swt., seluruh rakyat yang membantu para prajurit
Duzlkifli yang berperang selamat dari kematian, sehingga kemenangan atas
perang tersebut ada di pihak nabi Duzlkifli.
Refrensi Al-Qur'an
Zulkifli disebutkan dalam ayat Al-Qur'an Surat Al-Anbiyaa' dan Surat Shaad :
“ | Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang shaleh (Al-Anbiyaa': 85-86) | ” |
“ | Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik (Shaad: 48) | ” |
Pendapat dan Kontroversi Tentang Dzulkifli as.
- Sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad bin Jarir al-Tabari, mengangap Zulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Sebagian lainnya percaya bahwa dia seorang nabi.
- Menurut Baidawi, Zulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa ke Babilonia setelah kehancuran Yerussalem. Baginda dirantai dan dipenjarakan oleh Raja Nebukadnezzar. Baginda menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela perbuatan mungkar Bani Israil.
- Menurut versi lain nama aslinya Waidiah bin Adrin. Ia nabi bagi penduduk Suriah dan sekitarnya. Ia membangun kota Kifl di Irak.
- Ada dua tempat yang diyakini sebagai makam Zulkifli. Pertama di Kifl, Irak dekat Najaf dan Al-Hillah dan yang kedua di Nawa, Suriah.
Sumber :
Jangan lupa dikata-katain ya, biar kamu senang, hmm ... o_o