Bagaimana Rasanya Mati



Mungkin kita gak akan pernah bisa menceritakan rasanya mati kepada orang lain, dan bagaimana rasanya proses pencabutan nyawa kita, karena untuk mengetahui rasa penasaran itu kita pastinya harus mengalami kematian terlebih dahulu! Namun didalam kisah Nabi Idris as. dimana beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan shalat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam, dan selalu berzikir didalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris as. yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian sang Malaikat Maut; Malaikat Izrail.

Maka memohonlah Malaikat Izrail kepada Allah swt. agar diperkenankan mengunjungi Nabi Idris di dunia. Allah swt. mengabulkan permintaannya, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan untuk bertamu ke rumah Nabi Idris as.

"Assalamualaikum, ya Nabi Allah," salam Malaikat Izrail.

"Wa'alikum salam wa rahmatullah," jawab Nabi Idris.

Beliau sama sekali tidak mengetahui bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti tamu yang lain, Nabi Idris melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris mengajaknya makan bersama namun ditolak oleh Malaikat Izrail.

Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris mengkhususkan waktunya "menghadap" Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris mengajak jalan-jalan 'tamunya' itu ke sebuah perkebunan dimana pohon-pohon sedang berbuah ranum dan menggiurkan. "Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita," pinta Malaikat Izrail dengan maksud menguji Nabi Idris as.

"Subhanallah, Maha Suci Allah," kata Nabi Idris as.

"Kenapa?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ini bukan milik kita," ungkap Nabi Idris as.

Kemudian beliau berkata, "Semalam Anda menolak makanan yang halal, sekarang Anda menginginkan makanan yang haram."

Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris memperhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu, siapakah gerangan pikir Nabi Idris as.

"Siapakah Engkau sebenarnya?" tanya Nabi Idris.

"Aku Malaikat Izrail," jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris terkejut, hampir tidak percaya dan seketika tubuhnya getar tidak berdaya. Kemudian dia bertanya, "Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku?"

"Tidak," senyum Malaikat Izrail dengan penuh hormat. "Atas izin Allah, aku sekedar berziarah kepadamu."

Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. "Aku punya keinginan kepadamu," tutur Nabi Idris.

"Apa itu, katakanlah!" jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon Engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku," pinta Nabi Idris.

"Tanpa seizin Allah, aku tidak dapat melaksanakannya," tolak Malaikat Izrail. Pada saat itu pula Allah memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris as.

Maka dengan izin Allah, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris dan seketika itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah swt. agar menghidupkan Nabi Idris kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan oleh Allah, Nabi Idris hidup kembali.

"Bagaimanakah rasa mati itu, Sahabatku?" tanya Malaikat Izrail.

"Seribu kali lebih sakit daripada binatang hidup dikuliti," jawab Nabi Idris as.

"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu." kata Malaikat Izrail.

_________________________________________________________________________

Demikianlah kisah mengenai rasa sakitnya proses pencabutan nyawa manusia. Semoga dengan membaca kisah ini dapat meningkatkan rasa takut kita kepada Allah swt. sehingga menambah keimanan kita dan banyak beribadah. Amiin

Oiya, menurut riwayat bahwa Malaikat Izrail memiliki 4 wajah ketika mencabut nyawa manusia :

1. Wajah api. Dengan wajah itu dia mencabut nyawa orang-orang kafir.

2. Wajah kejam. Dengan wajah itu dia mencabut nyawa orang-orang munafik.

3. Wajah rahmat. Dengan wajah itu dia mencabut nyawa orang-orang mukmin.

4. Wajah bercahaya. Dengan wajah itu dia mencabut nyawa para Nabi dan shiddiqin.


Jangan lupa dikata-katain ya, biar kamu senang, hmm ... o_o